MATARAM, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengadopsi konsep pengembangan wisata Nusa Dua, Bali, untuk mengoptimalkan potensi wilayah selatan Pulau Lombok.
Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH M Zainul Majdi, di Mataram, Minggu (27/3/2011), mengatakan, pengembangan obyek wisata di wilayah selatan Pulau Lombok itu juga akan dikelola oleh PT Bali Tourism Development Corporation (BTDC) sebagaimana pengelolaan kawasan wisata elit di Nusa Dua.
"Akan mengadopsi konsep pengembangan Nusa Dua, yakni BTDC yang akan membangun infrastruktur dasarnya kemudian menggandeng mitra investor sama seperti di Nusa Dua," ujarnya ketika menjelaskan program pengembangan kawasan wisata di wilayah selatan Pulau Lombok yang kini disebut kawasan wisata Mandalika.
PT BTDC merupakan perusahaan BUMN yang mengembangkan pariwisata Bali, dan tergolong sukses dalam perencanaan dan pengembangan wisata resort Nusa Dua yang kini telah berdiri 25 unit hotel dengan jumlah kamar hampir 4.000 unit.
Semula kawasan wisata Mandalika itu hendak digarap oleh perusahaan Dubai, Emaar Properties, LLC, yang kemudian dikabarkan batal berinvestasi di bidang pariwisata terpadu itu karena terkena dampak krisis finansial global di penghujung tahun 2008.
Padahal, Pemerintah Indonesia yang diwakili PT BTDC dan Pemerintah Dubai yang diwakili Emaar Properties LLC telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) pengembangan kawasan wisata terpadu di Pulau Lombok, tanggal 19 Maret 2008.
Lahan investasi yang akan dipergunakan Emaar Properties LLC dan PT BTDC itu seluas 1.250 hektare yang terletak di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah.
Emaar Properties berencana menginvestasikan Rp 21 triliun dalam kurun waktu 15 tahun pada tiga periode, setiap periode lima tahun dengan nilai investasi Rp 7 triliun. Karena Emaar membatalkan rencananya, maka BTDC mengubah konsep pengembangan kawasan wisata Mandalika itu, dengan konsep yang menyerupai perencanaan dan pengembangan kawasan wisata Nusa Dua.
Majdi mengatakan, telah terjadi perubahan konsep pengembangan kawasan wisata Mandalika itu, yang sebelumnya hanya melibatkan satu investor "raksasa", kini akan melibatkan banyak investor atau mitra strategis. "Perbedaan konsep dulu dengan sekarang, terletak pada pola pelibatan investor. Rencana sebelumnya semua akan ditangani investor mulai dari penyediaan infrastruktur dasar hingga penataan obyek wisata dan fasilitas pendukungnya," ujarnya.
Sementara pola baru, kata Majdi, BTDC yang mencari mitra kerja strategis kemudian bersama-sama membangun infrastruktur dasar, seperti penyediaan listrik bawah tanah dan jalan, dan mengkapling daerah pengembangan wisata itu dalam tiga zona. "Zona-zona pengembangan wisata itu kemudian dijual atau disewakan sekian puluh tahun, seperti di Nusa Dua. Nanti akan ada bangunan elit di kawasan itu," ujarnya.
Menurut Majdi, konsep BTDC dalam pengembangan wisata Mandalika yakni membaginya dalam tiga klaster, guna memanfaatkan potensi areal seluas 1.250 hektare.
Klaster pertama atas zonasi I mencakup areal seluas 275 hektare yang diperuntukan bagi pengembangan "residence" atau kawasan perumahan elit, yang mungkin akan dijual kepada publik. Klaster kedua atau zonasi II mencakup areal seluas 350 hektare untuk pembangunan kawasan perhotelan, vila dan berbagai resort dengan penataan eksklusif.
Sementara zona III seluas 625 hektare juga untuk perhotelan dan vila serta bangunan elit lainnya. Bahkan, akan ada dua lapangan golf. "Ini konsep BTDC dan masing-masing zonasi mempunyai karakteristik tersendiri, seperti yang ada di Nusa Dua, Bali," ujarnya.
Majdi mengakui, Pemprov NTB bersama Pemkab Lombok Tengah akan terus mendorong realisasi perencanaan dan pengembangan kawasan wisata Mandalika itu.
Diupayakan, dalam tahun ini ada penandatanganan kesepakatan kerja sama kemudian BTDC menindaklanjutinya sesuai ketentuan yang berlaku. "Kita harapkan secepatnya, dan menurut BTDC sudah ada jaringan internasionalnya yang berminat membangun hotel bintang lima. Tentu kita kawal terus agar bisa terealisasi dalam waktu yang tidak terlalu lama," ujarnya.
Minggu, 27 Maret 2011
Kurikulum Baru Diharapkan Menjadi Daya Tarik Pramuka
REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG—Pemerintah tengah menyiapkan kurikulum baru untuk pendidikan kepramukaan. Langkah ini ditempuh untuk menindaklanjuti UU Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
Dengan kurikulum ini, implementasi UU yang menjadi payung hukum pendidikan kepanduan bagi siswa dan generasi muda bangsa ini akan semakin optimal.
Wakil Presiden RI, Boediono dalam sosialisasi UU tentang Gerakan Pramuka di Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengatakan, panduan kepramukaan perlu dimodifikasi dengan cara yang lebih menarik.
Oleh karena itu, pemerintah segera membuat panduan kurikulum pendidikan pramuka. Menurutnya ini penting agar Pramuka lebih menarik bagi generasi muda.
“Menyesuaikan panduan pramuka dengan perkembangan jaman merupakan hal penting dalam memaksimalkan peran gerakan Pramuka,” imbuh Wapres dalam penjelasannya, Sabtu (26/3).
Pembentukan kurikulum panduan kpramukaan ini, lanjut Boediono, akan dikoordinasikan lintas kementrian. Masing- masing dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga, Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama.
Dengan pembuatan kurikulum ini diharapkan dapat memberikan semangat yang baru bagi revitalisasi gerakan pramuka sebagai pendidikan yang mampu menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
“Selain dukungan kurikulum, langkah strategis lainnya adalah mengaktifkan kembali kegiatan kepramukaan di Gugus Depan (Gudep) Pramuka yang tersebar di sekolah-sekolah di tanah air,” tegasnya.
Sementara itu, acara sosialisasi UU Gerakan Pramuka ini dihadiri pula oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Malarangeng; Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo serta Ketua Kwarnas Pramuka, Azrul Azwar
Dengan kurikulum ini, implementasi UU yang menjadi payung hukum pendidikan kepanduan bagi siswa dan generasi muda bangsa ini akan semakin optimal.
Wakil Presiden RI, Boediono dalam sosialisasi UU tentang Gerakan Pramuka di Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengatakan, panduan kepramukaan perlu dimodifikasi dengan cara yang lebih menarik.
Oleh karena itu, pemerintah segera membuat panduan kurikulum pendidikan pramuka. Menurutnya ini penting agar Pramuka lebih menarik bagi generasi muda.
“Menyesuaikan panduan pramuka dengan perkembangan jaman merupakan hal penting dalam memaksimalkan peran gerakan Pramuka,” imbuh Wapres dalam penjelasannya, Sabtu (26/3).
Pembentukan kurikulum panduan kpramukaan ini, lanjut Boediono, akan dikoordinasikan lintas kementrian. Masing- masing dengan Kementrian Pemuda dan Olahraga, Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama.
Dengan pembuatan kurikulum ini diharapkan dapat memberikan semangat yang baru bagi revitalisasi gerakan pramuka sebagai pendidikan yang mampu menumbuhkan jiwa kepemimpinan.
“Selain dukungan kurikulum, langkah strategis lainnya adalah mengaktifkan kembali kegiatan kepramukaan di Gugus Depan (Gudep) Pramuka yang tersebar di sekolah-sekolah di tanah air,” tegasnya.
Sementara itu, acara sosialisasi UU Gerakan Pramuka ini dihadiri pula oleh Menteri Pemuda dan Olahraga, Andi Malarangeng; Gubernur Jawa Tengah, H Bibit Waluyo serta Ketua Kwarnas Pramuka, Azrul Azwar
Wow...Indonesia Raih Tiga Medali Emas Olimpiade Sains
REPUBLIKA.CO.ID,TANGERANG--Indonesia meraih tiga medali emas, lima perak dan empat perunggu dalam kompetisi Olimpiade Sains Junior Internasinal ke-7 yang digelar di Abuja, Nigeria diwakili 12 pelajar tingkat SMP dari seluruh Indonesia. Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Kementrian Pendidikan Nasional, Prof Suyanto di Tangerang, Banten, Senin mengatakan keberhasilan 12 pelajar yang mengikuti Olimpiade Internasional Sains Junior itu merupakan hasil pembinaan secara matang.
"Para pelajar yang dikirim ke Nigeria itu merupakan unggulan dari masing-masing sekolah kemudian dilakukan pelatihan selama empat bulan setelah itu mereka masuk karantina," kata Prof Suyanto ketika menyambut 12 pelajar peserta olimpiade di Terminal II-D Kedatangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Senin dini hari.
Olimpiade Sains Junior Internasional itu diikuti 34 negara diantaranya Afganistan, Argentina, Brazil, Ghana, India, Iran, Mexico, Rusia, Taiwan, Thailand Zimbabwe serta Estonia. Namun dalam olimpiade tersebut Taiwan menjadi juara umum merupakan peringkat terbaik dalam teori, dan India urutan kedua serta Indonesia pada urutan ketiga.
Olimpiade Sains Junior itu adalah suatu ajang kompetisi tahunan pada bidang ilmu pengetahuan alam yang mencakup mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia dan matematika diikuti pelajar usia 15 tahun pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kompetisi itu untuk mendorong anak-anak muda mencintai ilmu pengatahuan alam dan mengembangkan komunikasi internasional dalam bidang sains.
Indonesia merupakan penggagas kegiatan internasional itu dan sebagai tuan rumah pertama yang digelar di Jakarta tahun 2004. Selain itu, rencananya olimpiade serupa tahun 2011 digelar di Kota Duran, Afrika Selatan dan tahun 2012 di India.
Menurut Suyanto para pelajar yang meraih medali di Nigeria itu akan diberikan kemudahan dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi di kota asal masing-masing serta mendapatkan beasiswa.
Para pelajar yang meraih medali emas yakni Muhamad Iqbal Ibrahim pelajar SMP Pribadi Depok, Jabar, Richard Akira Heru pelajar SMP DL Dominico Savio, Jateng, dan Fransisca Susan dari SMP St Ursula, Jakarta.
Peraih medali perak masing-masing I Made Gita Narendra Kumara dari SMP Negeri I Negara, Bali, Mikael Harseno Subianto dari SMP Susteran Purwokerto, Jateng, Putu Ivan Budi gunawan pelajar SMP Negeri I Tabanan, Bali, Yoga Rafinika dari SMP Sragen Bilingual Boarding School, Jawa Tengah serta Faisal Puji Nugroho pelajar SMP negeri 68 Jakarta.
Untuk pelajar yang meraih medali perunggu masing-masing Mardika Firlina dari SMP Pribadi School Bandung, Jabar, Titis Setiyobudi dari SMP Negeri I Kauman, Jawa Timur, Anang Rizki Muharom dari SMP Negeri II Semarang, Jateng dan Nurul Falahiyyah Bahri dari SMP Negeri I Sumenep, Madura, Jatim.
"Para pelajar yang dikirim ke Nigeria itu merupakan unggulan dari masing-masing sekolah kemudian dilakukan pelatihan selama empat bulan setelah itu mereka masuk karantina," kata Prof Suyanto ketika menyambut 12 pelajar peserta olimpiade di Terminal II-D Kedatangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Senin dini hari.
Olimpiade Sains Junior Internasional itu diikuti 34 negara diantaranya Afganistan, Argentina, Brazil, Ghana, India, Iran, Mexico, Rusia, Taiwan, Thailand Zimbabwe serta Estonia. Namun dalam olimpiade tersebut Taiwan menjadi juara umum merupakan peringkat terbaik dalam teori, dan India urutan kedua serta Indonesia pada urutan ketiga.
Olimpiade Sains Junior itu adalah suatu ajang kompetisi tahunan pada bidang ilmu pengetahuan alam yang mencakup mata pelajaran Fisika, Biologi, Kimia dan matematika diikuti pelajar usia 15 tahun pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Kompetisi itu untuk mendorong anak-anak muda mencintai ilmu pengatahuan alam dan mengembangkan komunikasi internasional dalam bidang sains.
Indonesia merupakan penggagas kegiatan internasional itu dan sebagai tuan rumah pertama yang digelar di Jakarta tahun 2004. Selain itu, rencananya olimpiade serupa tahun 2011 digelar di Kota Duran, Afrika Selatan dan tahun 2012 di India.
Menurut Suyanto para pelajar yang meraih medali di Nigeria itu akan diberikan kemudahan dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi di kota asal masing-masing serta mendapatkan beasiswa.
Para pelajar yang meraih medali emas yakni Muhamad Iqbal Ibrahim pelajar SMP Pribadi Depok, Jabar, Richard Akira Heru pelajar SMP DL Dominico Savio, Jateng, dan Fransisca Susan dari SMP St Ursula, Jakarta.
Peraih medali perak masing-masing I Made Gita Narendra Kumara dari SMP Negeri I Negara, Bali, Mikael Harseno Subianto dari SMP Susteran Purwokerto, Jateng, Putu Ivan Budi gunawan pelajar SMP Negeri I Tabanan, Bali, Yoga Rafinika dari SMP Sragen Bilingual Boarding School, Jawa Tengah serta Faisal Puji Nugroho pelajar SMP negeri 68 Jakarta.
Untuk pelajar yang meraih medali perunggu masing-masing Mardika Firlina dari SMP Pribadi School Bandung, Jabar, Titis Setiyobudi dari SMP Negeri I Kauman, Jawa Timur, Anang Rizki Muharom dari SMP Negeri II Semarang, Jateng dan Nurul Falahiyyah Bahri dari SMP Negeri I Sumenep, Madura, Jatim.
Jumat, 25 Maret 2011
Indonesia Bakal Kelebihan 300.000 Guru
DEPOK, KOMPAS.com — Pemetaan Kementerian Pendidikan Nasional menunjukkan jumlah guru di Indonesia mengalami kelebihan sekitar 300.000 guru. Hal tersebut dikatakan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh saat menggelar jumpa pers penutupan Rembuk Nasional Pendidikan 2011 di Depok, Jumat (18/3/2011).
"Kebutuhan guru kita jika dipetakan sampai 2014 itu lebih dari 300.000," kata Nuh kepada wartawan.
Pemetaan tersebut, lanjut Nuh, dilakukan melalui mekanisme yang ada pada saat ini. Jika diatur dengan komposisi 1 : 24 (1 guru mengajar 24 siswa), maka kelebihan tersebut bisa turun menjadi sekitar 180.000 guru.
Untuk itu, melalui program multigrade, guru bisa mengajar lebih dari satu pelajaran dan kelebihan jumlah guru bisa lebih diefisiensikan menjadi 40.000 guru.
"Dengan komposisi 1 : 24 itu, kelebihan guru bisa turun menjadi 180.000 guru. Jika diatur lagi kebutuhannya dengan multigrade, satu guru tidak hanya mengajar satu mata pelajaran, tetapi bisa dua atau tiga mata pelajaran yang sekelompok. Maka dar itu, kelebihan jumlah guru bisa turun hingga 40.000 orang," papar Nuh.
Nuh menambahkan, jika konsep multigrade tersebut dimanfaatkan dengan baik menggunakan penataan regulasi yang juga baik, bisa dibayangkan efisiensi yang dihasilkan. Karena dengan konsep itulah seorang guru Matematika, misalnya, bisa juga mengajar Fisika. Karena memang, setiap guru diberikan kewenangan mengajar sesuai kelompok pelajaran yang dikuasainya.
"Ada pelajaran mayor dan ada pelajaran minor. Mayornya tetap satu, tetapi minornya bisa dua atau lebih," ujar Nuh.
Ia mengatakan, konsep multigrade memungkinkan pemerintah menghemat hingga miliaran rupiah. Penghematan tersebut dapat digunakan untuk pengembangan guru, beasiswa, dan penambahan fasilitas.
Kebutuhan guru kita jika dipetakan sampai 2014 itu lebih 300.000 orang," kata Nuh kepada wartawan.
-- Mohammad Nuh
Pemetaan tersebut, lanjut Nuh, dilakukan melalui mekanisme yang ada pada saat ini. Jika diatur dengan komposisi 1 : 24 (1 guru mengajar 24 siswa), maka kelebihan tersebut bisa turun menjadi sekitar 180.000 guru.
Untuk itu, melalui program multigrade, guru bisa mengajar lebih dari satu pelajaran dan kelebihan jumlah guru bisa lebih diefisiensikan menjadi 40.000 guru.
"Dengan komposisi 1 : 24 itu, kelebihan guru bisa turun menjadi 180.000 guru. Jika diatur lagi kebutuhannya dengan multigrade, satu guru tidak hanya mengajar satu mata pelajaran, tetapi bisa dua atau tiga mata pelajaran yang sekelompok. Maka dar itu, kelebihan jumlah guru bisa turun hingga 40.000 orang," papar Nuh.
Nuh menambahkan, jika konsep multigrade tersebut dimanfaatkan dengan baik menggunakan penataan regulasi yang juga baik, bisa dibayangkan efisiensi yang dihasilkan. Karena dengan konsep itulah seorang guru Matematika, misalnya, bisa juga mengajar Fisika. Karena memang, setiap guru diberikan kewenangan mengajar sesuai kelompok pelajaran yang dikuasainya.
"Ada pelajaran mayor dan ada pelajaran minor. Mayornya tetap satu, tetapi minornya bisa dua atau lebih," ujar Nuh.
Ia mengatakan, konsep multigrade memungkinkan pemerintah menghemat hingga miliaran rupiah. Penghematan tersebut dapat digunakan untuk pengembangan guru, beasiswa, dan penambahan fasilitas.
"Silakan Bubarkan, RSBI Cuma Cap!"
DEPOK, KOMPAS.com — Evaluasi terhadap rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI) perlu dilakukan secara menyeluruh untuk mencapai hasil yang terbaik. Hal tersebut diungkapkan Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas SMAN RSBI 1 Depok Wirdan Ahyar, Jumat (25/3/2011).

”Jika RSBI ingin dievaluasi, saya setuju karena semua hal perlu dievaluasi untuk mencapai hasil yang terbaik. Bahkan, jika harus dibubarkan, kami tak masalah karena jaminan mutu lebih baik daripada label RSBI itu sendiri. RSBI itu cuma cap,” kata Wirdan.
Wirdan menambahkan, hal utama yang perlu dievaluasi adalah soal sumber dana, sarana, dan prasarana, serta sumber daya tenaga pendidiknya. Untuk sumber dana, lanjut Wirdan, perlu dipertanyakan apakah pemerintah memberikan bantuan yang sama atau lebih kepada RSBI.
”Sangat tidak adil kita menyoroti RSBI yang dianggap mahal. Anggaran dari pemerintahnya sama, tetapi tuntutannya luar biasa,” tutur Wirdan.
Sementara untuk sarana dan prasarana, berbagai laboratorium di sekolah sifatnya wajib untuk RSBI. Fasilitas itu sama halnya dengan tenaga pendidikan. Namun, Wirdan menilai, terkait hal itu belum juga ada langkah konkret dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengangkat pegawai pustakawan dan guru laboratorium sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
”Untuk laboratorium, alatnya tidak pernah dibelikan dan pegawainya tidak pernah diangkat sehingga beban kami semakin berat. Ini masalah tersendiri mengapa RSBI lebih mahal dari sekolah reguler lainnya,” ujar Wirdan.
Wirdan mengatakan, sebagai pengelola sekolah pihaknya tidak bermaksud meminta lebih. Baginya, adalah wajar jika akhirnya pembiayaan itu menjadi lebih mahal karena yang membayar lebih sedikit dengan kebutuhan lebih banyak.
SMAN 1 Depok menjadi RSBI sejak empat tahun lalu. Program RSBI di sekolah ini terdiri dari 21 ruang kelas yang diisi 32 siswa di setiap kelasnya.
Sejak menjadi RSBI, menurut Wirdan, prestasi siswanya terus meningkat. Antusiasme masyarakat yang mendaftar juga melonjak lebih dari 100 persen. Yang semula hanya 400-500 pendaftar, setelah RSBI jumlahnya naik menjadi lebih dari 1.000 pendaftar dengan jumlah siswa yang diterima lebih sedikit, yaitu hanya 224 siswa yang lolos seleksi.
”Siapa pun bisa masuk sekolah RSBI, asalkan lolos dalam seleksi,” kata Wirdan.

Bahkan, jika harus dibubarkan, kami tak masalah karena jaminan mutu lebih baik daripada label RSBI itu sendiri. RSBI itu cuma cap.
-- Wirdan Ahyar

Wirdan menambahkan, hal utama yang perlu dievaluasi adalah soal sumber dana, sarana, dan prasarana, serta sumber daya tenaga pendidiknya. Untuk sumber dana, lanjut Wirdan, perlu dipertanyakan apakah pemerintah memberikan bantuan yang sama atau lebih kepada RSBI.
”Sangat tidak adil kita menyoroti RSBI yang dianggap mahal. Anggaran dari pemerintahnya sama, tetapi tuntutannya luar biasa,” tutur Wirdan.
Sementara untuk sarana dan prasarana, berbagai laboratorium di sekolah sifatnya wajib untuk RSBI. Fasilitas itu sama halnya dengan tenaga pendidikan. Namun, Wirdan menilai, terkait hal itu belum juga ada langkah konkret dari pemerintah pusat dan daerah untuk mengangkat pegawai pustakawan dan guru laboratorium sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
”Untuk laboratorium, alatnya tidak pernah dibelikan dan pegawainya tidak pernah diangkat sehingga beban kami semakin berat. Ini masalah tersendiri mengapa RSBI lebih mahal dari sekolah reguler lainnya,” ujar Wirdan.
Wirdan mengatakan, sebagai pengelola sekolah pihaknya tidak bermaksud meminta lebih. Baginya, adalah wajar jika akhirnya pembiayaan itu menjadi lebih mahal karena yang membayar lebih sedikit dengan kebutuhan lebih banyak.
SMAN 1 Depok menjadi RSBI sejak empat tahun lalu. Program RSBI di sekolah ini terdiri dari 21 ruang kelas yang diisi 32 siswa di setiap kelasnya.
Sejak menjadi RSBI, menurut Wirdan, prestasi siswanya terus meningkat. Antusiasme masyarakat yang mendaftar juga melonjak lebih dari 100 persen. Yang semula hanya 400-500 pendaftar, setelah RSBI jumlahnya naik menjadi lebih dari 1.000 pendaftar dengan jumlah siswa yang diterima lebih sedikit, yaitu hanya 224 siswa yang lolos seleksi.
”Siapa pun bisa masuk sekolah RSBI, asalkan lolos dalam seleksi,” kata Wirdan.
Rusia Tawarkan Beasiswa S-1 sampai S-3
KOMPAS.com — Pemerintah Federasi Rusia kembali menawarkan beasiswa kepada pelajar Indonesia untuk studi di Rusia. Program beasiswa yang dibuka tahun ini meliputi jenjang S-1, S-2, dan spesialisasi sebanyak 35 beasiswa, serta S-3 dan post-doctoral sebanyak 10 beasiswa.
Bagi yang berminat, persyaratan yang harus dipenuhi untuk pelamar beasiswa S-1 adalah nilai ijazah rata-rata 8,0 untuk mata pelajaran yang sesuai program studi tujuan, tidak ada angka merah untuk mata pelajaran lain, dan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan.
Syarat utama untuk pelamar beasiswa S-2, kandidat harus memiliki IPK minimum 2,75 dengan usia maksimal 28 tahun atau tiga tahun setelah tamat S-1, dan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan. Adapun beasiswa yang tersedia untuk bidang Ilmu Alam, Teknik, Sosial, dan Humaniora. Untuk Ilmu Hukum dan Ilmu Politik, masing-masing hanya tersedia satu kuota dan Kedokteran hanya tersedia tiga kuota.
Sementara itu, untuk beasiswa S-3, pelamar harus lulus S-2 dengan pengalaman kerja sesuai spesialisasi, berusia maksimal 35 tahun, dan membuat proposal singkat maksimal dua halaman bertema penelitian ilmiah dengan menyertakan daftar judul publikasi (kalau ada). Khusus lulusan Rusia, proposal dibuat dalam bahasa Indonesia dan Rusia dengan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan, berkas lamaran dimasukkan ke dalam map hijau (dibuat masing-masing rangkap dua).
Untuk beasiswa post-doctoral, pelamar telah lulus doktoral dan memiliki pengalaman kerja sesuai spesialisasi. Usia pelamar maksimal 45 tahun dan harus membuat proposal singkat maksimal dua halaman tentang tema penelitian ilmiah dan menyertakan daftar judul publikasi (kalau ada).
Selain itu, pelamar juga harus menyertakan surat rekomendasi dari dua profesor. Khusus lulusan Rusia, proposal dibuat dalam bahasa Indonesia dan Rusia serta melengkapi berkas-berkas yang diperlukan.
Bagi yang berminat, pelamar akan melewati tiga tahap seleksi, yaitu seleksi lamaran, wawancara, dan lulus wawancara yang selanjutnya berkas dikirim ke dan diseleksi oleh Kementerian Pendidikan Rusia.
Adapun skema beasiswa yang akan diterima kandidat adalah biaya pendidikan selama jenjang pendidikannya S-1 (5 tahun), S-2, S-3, dan post-doctoral (3 tahun), uang saku per bulan 1.100 rubel atau 37,2 dollar AS untuk S-1 dan S-2, atau uang saku per bulan 1.500 rubel atau 50,8 dollar AS untuk S-3 dan post-doctoral.
Selain itu, S-1 dan S-2 akan mengikuti fakultas persiapan selama satu tahun untuk belajar Bahasa Rusia. Mereka akan tiba di Rusia bulan September, sedangkan untuk program S-3 dan post-doctoral tiba di Rusia pada Desember.
Pemerintah Rusia akan menanggung tiket pesawat Jakarta-Moskwa (lebih kurang 900 dollar AS). Kandidat juga akan menerima uang saku untuk pengeluaran pribadi minimal 300 dollar AS per bulan dan polis asuransi kesehatan 250 dollar AS, kecuali untuk kota-kota tertentu di selatan dan timur Rusia. Penerima beasiswa juga akan disediakan asrama mahasiswa yang ongkos sewanya dibebankan kepada penerima beasiswa (lebih kurang 30 dollar AS per bulan).
Pendaftaran dibuka mulai dari 23 Maret 2011-14 April 2011. Pelamar bisa menghubungi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia, Jalan Diponegoro 12, Menteng, Jakarta Pusat, di nomor 021 319 35290.
Bagi yang berminat, persyaratan yang harus dipenuhi untuk pelamar beasiswa S-1 adalah nilai ijazah rata-rata 8,0 untuk mata pelajaran yang sesuai program studi tujuan, tidak ada angka merah untuk mata pelajaran lain, dan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan.
Syarat utama untuk pelamar beasiswa S-2, kandidat harus memiliki IPK minimum 2,75 dengan usia maksimal 28 tahun atau tiga tahun setelah tamat S-1, dan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan. Adapun beasiswa yang tersedia untuk bidang Ilmu Alam, Teknik, Sosial, dan Humaniora. Untuk Ilmu Hukum dan Ilmu Politik, masing-masing hanya tersedia satu kuota dan Kedokteran hanya tersedia tiga kuota.
Sementara itu, untuk beasiswa S-3, pelamar harus lulus S-2 dengan pengalaman kerja sesuai spesialisasi, berusia maksimal 35 tahun, dan membuat proposal singkat maksimal dua halaman bertema penelitian ilmiah dengan menyertakan daftar judul publikasi (kalau ada). Khusus lulusan Rusia, proposal dibuat dalam bahasa Indonesia dan Rusia dengan melengkapi berkas-berkas yang diperlukan, berkas lamaran dimasukkan ke dalam map hijau (dibuat masing-masing rangkap dua).
Untuk beasiswa post-doctoral, pelamar telah lulus doktoral dan memiliki pengalaman kerja sesuai spesialisasi. Usia pelamar maksimal 45 tahun dan harus membuat proposal singkat maksimal dua halaman tentang tema penelitian ilmiah dan menyertakan daftar judul publikasi (kalau ada).
Selain itu, pelamar juga harus menyertakan surat rekomendasi dari dua profesor. Khusus lulusan Rusia, proposal dibuat dalam bahasa Indonesia dan Rusia serta melengkapi berkas-berkas yang diperlukan.
Bagi yang berminat, pelamar akan melewati tiga tahap seleksi, yaitu seleksi lamaran, wawancara, dan lulus wawancara yang selanjutnya berkas dikirim ke dan diseleksi oleh Kementerian Pendidikan Rusia.
Adapun skema beasiswa yang akan diterima kandidat adalah biaya pendidikan selama jenjang pendidikannya S-1 (5 tahun), S-2, S-3, dan post-doctoral (3 tahun), uang saku per bulan 1.100 rubel atau 37,2 dollar AS untuk S-1 dan S-2, atau uang saku per bulan 1.500 rubel atau 50,8 dollar AS untuk S-3 dan post-doctoral.
Selain itu, S-1 dan S-2 akan mengikuti fakultas persiapan selama satu tahun untuk belajar Bahasa Rusia. Mereka akan tiba di Rusia bulan September, sedangkan untuk program S-3 dan post-doctoral tiba di Rusia pada Desember.
Pemerintah Rusia akan menanggung tiket pesawat Jakarta-Moskwa (lebih kurang 900 dollar AS). Kandidat juga akan menerima uang saku untuk pengeluaran pribadi minimal 300 dollar AS per bulan dan polis asuransi kesehatan 250 dollar AS, kecuali untuk kota-kota tertentu di selatan dan timur Rusia. Penerima beasiswa juga akan disediakan asrama mahasiswa yang ongkos sewanya dibebankan kepada penerima beasiswa (lebih kurang 30 dollar AS per bulan).
Pendaftaran dibuka mulai dari 23 Maret 2011-14 April 2011. Pelamar bisa menghubungi Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia, Jalan Diponegoro 12, Menteng, Jakarta Pusat, di nomor 021 319 35290.
Langganan:
Postingan (Atom)